Categories CerpenS Umum

CerpenS #63 Kita Pernah

Kita pernah….
Memiliki rasa yang sama, sekian lama…… meski hanya tersimpan dalam hati saja. Tak pernah tertulis dalam bait sajak berima, apalagi terucap dalam bentuk indahnya kata-kata. Kita teramat malu untuk mengakui, bahwa kita sebenarnya sehati. Mungkin karna terlalu tak percaya diri, hingga merasa, lebih baik seperti ini. Hanya berani bertatap mata, tersenyum saat berjumpa, juga rona ceria kala berdua.

Lalu,
Kita pernah….
Pada akhirnya menyadari, bahwa rasa ini tak bisa dihindari. Buat apa ditutup-tutupi, karna hanya akan menyiksa diri sendiri. Kamu mulai jujur, akupun mencoba apa adanya dan tak ingin rasa ini terkubur. Saling menerima dan melengkapi, apapun kekurangan yang kita miliki.
Aku….. kamu…. saling menyayangi.

Hingga akhirnya,
Kita pernah….
Bermimpi untuk selamanya bersama. Membina kehidupan yang bahagia, dan berharap hanya maut yang memisahkan kita. Kamu yang kan jadi rajaku, dan aku yang kan jadi ratumu. Berjanji saling setia…. sampai akhir batas usia kita.
Sepanjang jalan kenangan menjadi saksi, menyatunya dua hati yang tak ingin lagi sendiri.
Ke mana arah melangkah, bersama pasti lebih mudah. Karna bila satu jatuh, maka yang satunya lagi merengkuh. Bila yang satu rapuh, maka yang satunya lagi lembut menyentuh. Tapi….. hanya mimpi…

Memang, kita pernah…..
Merasakan bahagia itu seperti apa…….meski dengan hal-hal kecil dan sederhana.
Kita juga pernah…..
Merasakan duka itu bagaimana….. tatkala air mata ini menetes dan jatuh untuk siapa…

Ya, kita hanya sebatas pernah. Karna kemudian langkah kaki tak lagi searah, maka semuanya jadi berubah. Berakhir sudah, dan lalu…. hanya tinggal sejarah.

Sebab aku dan kamu…..
Pada perjalanannya sungguh tak semulus itu. Kisah manis seperti di negeri khayalan, ternyata berakhir tragis dan menyedihkan. Karna kita gagal memahami, bagaimana memadupadankan rasa di antara kita ini. Sulit…..sangat sulit. Dan yang ada kemudian, kita hanya merasa saling tersakiti.

Ya…..kisah di antara kita, hanya pernah…

Dina DM

Worker, Content Creator, Investor Receh

More From Author

Cerpens

CerpenS #65 Akhirnya, Pengganti Dirimu Tiba

Cerpens

CerpenS #64 Darimu Aku Belajar

cerpens

CerpenS #62 Mampir

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like