Categories Pengetahuan Umum

Apa yang Dimaksud Dengan Kemiskinan Struktural?

Levitan (1980) mendefinisikan kemiskinan sebagai kekurangan barang dan pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai standar kehidupan yang layak. Menurut Schiller (1980) kemiskinan adalah ketidaksanggupan mendapatkan barang dan pelayanan yang memadai untuk kebutuhan sosial. Biasanya taraf kemiskinan lebih tinggi pada negara berkembang ketimbang negara maju dikarenakan pemberdayaan sumber daya alam, sosiokultural, sistem ekonomi dan pemerintahan.

Kemiskinan terdiri dari berbagai jenis. Terdapat empat jenis yaitu kemiskinan relatif, absolut, kultural, dan struktural. Kemiskinan struktural merupakan dari kemiskinan buatan. Kemiskinan struktural terjadi akibat ketidakmampuan masyarakat untuk menggunakan sarana ekonomi dan fasilitas secara merata. Masyarakat yang terjebak kemiskinan struktural sejatinya mendapatkan penghasilan dan bahkan mampu membebaskan anggota keluarganya dari kemiskinan tetapi mereka tidak mendapatkan kesempatan yang sama dalam sarana ekonomi. Jika disimpulkan sebetulnya masyarakat yang terjebak dalam situasi kemiskinan struktural bukanlah masyarakat yang malas bekerja atau tidak punya penghasilan sama sekali seperti yang dianggap masyarakat kelas atas modern, melainkan mereka tetap miskin karena struktur sosial masyarakat tersebut tidak mendapat kesempatan dalam menggunakan sumber-sumber pendapatan yang tersedia untuk mereka.

Mengutip dari Murni Eva, bahwa kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang sengaja diciptakan. Maka dari itu masyarakat yang mengalami kemiskinan struktural mengalami kesenjangan kesempatan untuk memperoleh kebutuhan hidup yang sebenarnya ada untuk mereka. Bisa dikatakan tidak jarang hal ini terdapat unsur diskriminatif. Kemiskinan struktural biasanya memiliki perbedaan yang tajam antara masyarakat miskin dan masyarakat kaya. Hal ini dikarenakan masyarakat yang kaya raya memonopoli perekonomian dan aspek kehidupan. Walaupun masyarakat miskin berjumlah mayoritas dan telah berusaha keras tetapi mereka tidak mampu melakukan perubahan besar atas kemiskinan yang mereka alami. Selama masyarakat kaya raya masih melakukan monopoli ekonomi, selama itu pula kemiskinan akan bertahan. Berangkat dari sini terjadilah kemiskinan struktural.

Untuk mengidentifikasi kemiskinan struktural terdapat beberapa cirinya. Mengutip dari Ardito Bhinadi kemiskinan struktural dapat terlihat dari karakteristik berikut

1. Tidak adanya mobilitas sosial secara vertikal.
Hal ini terjadi akibat struktur sosial dimana kurangnya hasrat masyarakat miskin untuk menaikkan taraf hidup mereka, ini merupakan suatu bentuk dari banyaknya rintangan yang mereka alami sehingga mempersulit mereka untuk maju. Contohnya adalah mahalnya biaya pendidikan dimana mereka tidak mampu membayarnya untuk terlepas dari kemiskinan. Maka pada akhirnya kondisi sosial yang terjadi adalah yang kaya semakin kaya dan yang miskin tetap miskin.

2. Ketergantungan masyarakat miskin kepada masyarakat yang ekonominya di atas mereka. Ketergantungan yang mereka alami mengakibatkan tidak mampunya mereka untuk melakukan tawar menawar dalam kondisi sosial mereka yang sudah timpang. Salah satu contoh dari ketergantungan ini adalah buruh yang tidak mampu menetapkan sendiri upahnya karena rasa ketergantungan mereka kepada kelompok sosial diatasnya. Dari sini dapat dilihat masyarakat miskin tidak dapat berbuat banyak pada eksploitasi dan marginalisasi kelompok sosial yang mereka hadapi sehingga susah bagi mereka untuk keluar dari kemiskinan

Melalui ciri-ciri kemiskinan struktural di atas terdapat ketidakmampuan mereka untuk menaiki jenjang yang lebih baik dikarenakan sulitnya memperoleh fasilitas yang memadai untuk kebutuhan hidup. Ketidakmampuan mereka untuk membayar sekolah atau kebutuhan hidup akhirnya melahirkan pemikiran pesimis dalam mencapai kehidupan yang lebih baik. Lalu terdapat ciri kesenjangan antara pihak yang ekonominya lebih baik dari mereka. Dimana melalui kesenjangan ini mereka merasa bergantung dan tidak dapat berbuat apapun untuk memperoleh status yang lebih tinggi. Hal ini juga terdapat sifat diskriminasi dari pihak yang ekonominya lebih baik, dimana mereka mengeksploitasi jasa masyarakat miskin untuk kebutuhan pribadi dimana kita sendiri tidak tahu apakah upah yang diberikan sesuai dengan kerja keras mereka atau tidak.

Faktor kemiskinan struktural terletak di lingkungan sosial yang tidak lagi memiliki hasrat untuk meningkatkan taraf hidup. Hal ini dikarenakan berbagai rintangan yang telah mereka alami. Faktor kemiskinan struktural juga terdapat dari faktor kemanusian seperti kebijakan perekonomian yang tidak adil, distribusi aset yang tidak merata, korupsi, kolusi, dan tatanan perekonomian yang cenderung lebih menguntungkan pihak tertentu. Faktor berupa kebijakan penanggulangan kemiskinan yang kurang merata juga menyebabkan terjadinya kemiskinan struktural dimana justru hal ini membuat struktur masyarakat menjadi timpang.

Melalui penjelasan, ciri dan faktor kemiskinan struktural di atas dapat diketahui bahwa kemiskinan struktural merupakan masalah kompleks yang hingga saat ini masih dialami oleh warga negara kita. Kemiskinan struktural tidak hanya sekedar dalam malasnya seseorang dalam bekerja atau abainya mereka dalam memperoleh kehidupan yang lebih baik, melainkan terdapat faktor faktor luar yang mempersulit langkah mereka.

Penulis : Qaidah Bazlaa

Bagi kalian yang ingin menaruh artikel atau backlink di barisandepan.com dapat email ke [email protected] atau WA ke nomer 0896 5304 2139. Kita tunggu artikel kalian ya! 

Worker, Content Creator, Investor Receh

More From Author

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like